Apakah mengunci android menggunakan sidik jari paling aman

 

sidik
Ilustrasi sidik jari editor by ditutoinfo.com.

Apakah mengunci android menggunakan sidik jari paling aman- Setiap orang memiliki sidik jari yang berbeda. Oleh karena itu, menggunakan pemindaian sidik jari untuk mengunci ponsel Anda dianggap sebagai cara paling aman untuk melindungi informasi pribadi Anda. Namun, faktanya hal ini tidak selalu terjadi pada ponsel Android.  

 Dalam kondisi normal, fungsi pemindaian sidik jari dapat memberikan perlindungan yang optimal. Sidik jari yang tidak terdaftar tidak dapat membuka kunci ponsel Android yang terkunci menggunakan pemindaian sidik jari. Namun, fitur pemindaian sidik jari tidak benar-benar melindungi smartphone Android dari serangan peretasan. Oleh Yu Chen dari Tencent dan Yiling He dari Universitas Zhejiang, sebuah alat sederhana dapat membobol smartphone Android yang terkunci menggunakan pemindaian sidik jari.

 Tes ini dilakukan karena Chen dan Ta menyadari adanya celah keamanan pada pemindaian sidik jari tersebut. Proses pengenalan sidik jari ponsel sebenarnya tidak membutuhkan kecocokan 100% antara sidik jari yang dipindai dan data sidik jari yang tersimpan di ponsel.  

 Fitur keamanan ini biasanya menggunakan ambang batas untuk menentukan apakah sidik jari yang dipindai cukup mirip dengan data sidik jari yang disimpan di perangkat seluler. Celah ini memungkinkan Chen dan Hei membuka kunci smartphone yang terkunci menggunakan fitur sidik jari jika mereka dapat mengatasi keterbatasan upaya pemindaian sidik jari smartphone. 

 Untuk melakukan ini, Chen dan He hanya membutuhkan sirkuit senilai 15 dolar AS atau sekitar 223,2 ribu rubel. Papan sirkuit yang digunakan oleh Chen dan Hei dilengkapi dengan mikrokontroler, sakelar analog, kartu memori SD, dan konektor kartu-ke-kartu. Menggunakan perangkat ini, Chen dan Li melakukan serangan BrutePrint untuk membuka kunci ponsel yang terkunci menggunakan pemindaian sidik jari. 

  Chen dan He menggunakan beberapa ponsel Android dan iOS dalam percobaan mereka. Smartphone Android yang digunakan adalah Xiaomi Mi 11 Ultra, Vivo X60 Pro, OnePlus 7 Pro, OPPO Reno Ace, Samsung Galaxy S10, OnePlus 5T, Huawei Mate30 Pro 5G dan Huawei P40. Sedangkan iPhone SE dan iPhone 7 adalah ponsel iOS yang digunakan. 

 Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa serangan BrutePrint memungkinkan Chen dan Hei memindai sidik jari di luar batas pengujian yang ditetapkan untuk smartphone. Secara total, Chen dan Hei membutuhkan waktu sekitar 40 menit hingga 13 jam untuk meretas smartphone Android. 

 Smartphone yang bisa diretas hanya dalam waktu 40 menit adalah Oppo Reno Ace. Sementara itu, Chen dan Ho beralih dari sekitar 73 menit menjadi 2,9 jam di Samsung Galaxy S10. Smartphone Android yang paling sulit dibuka kuncinya adalah Mi 11 Ultra. Chen dan Ta membutuhkan waktu sekitar 2,78-13,89 jam untuk membuka kunci ponsel ini. 

 Jika peretasan berhasil, peretas tidak hanya dapat mencuri informasi pribadi pemilik ponsel. Peretas juga dapat melakukan berbagai transaksi pembayaran menggunakan pemindaian sidik jari ponsel. Selama percobaan, Chen dan Ta tidak hanya meretas iPhone. Namun, bukan berarti fitur sidik jari Android tidak seaman fitur sidik jari iPhone. Chen dan Hei kesulitan membobol iPhone karena Apple mengenkripsi informasi pengguna di iPhone. Dengan data terenkripsi, serangan BrutePrint tidak dapat mengakses basis data sidik jari iPhone.  

 Apple juga menggunakan metode autentikasi biometrik seperti FaceID untuk melindungi data pengguna. Ini tidak memungkinkan Chen dan He untuk membuka kunci iPhone yang terkunci dengan sidik jari. Salah satu langkah termudah yang bisa dilakukan pengguna ponsel Android adalah mengganti fitur sidik jari dengan bentuk keamanan lain. Salah satunya adalah penggunaan password atau kata sandi. 

  Di sisi lain, menurut Chen dan He, produsen ponsel Android perlu berbuat lebih banyak untuk menjamin keamanan data pengguna. Misalnya, Google dapat menerapkan enkripsi semua data pengguna.

Posting Komentar untuk "Apakah mengunci android menggunakan sidik jari paling aman"